Pekan depan, Instagram akan menguji coba fitur baru yang dapat mempermudah pengguna untuk berbelanja, seperti tertulis dalam blog Instagram.
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memperoleh informasi detail
seputar produk yang diinginkan, lengkap dengan informasi harga. Dengan
fitur ini, Instagram juga akan menggiring pengguna untuk langsung masuk
ke situs resmi produk untuk bertransaksi.
Instagram berharap, peritel bisa berbagi informasi yang lebih dalam
soal produk yang mereka jual melalui fitur ini, sehingga memudahkan
pengguna untuk mempelajari, mengulas, dan mempertimbangkan produk yang
tengah mereka lihat.
Cara kerja
Saat penjual mengunggah post produk, setiap post akan memiliki fitur Tap to View di bagian kiri bawah foto. Saat kamu menyentuh ikon tersebut, tag dari beragam produk di dalam foto akan muncul, lengkap dengan informasi harga. Penjual bisa menaruh maksimal lima tag.
Ketika kamu memilih tag tertentu, kamu akan disuguhkan
informasi detail mengenai produk tersebut. Jadi, kamu tidak perlu keluar
dari aplikasi Instagram untuk mencari informasi seputar produk yang
kamu inginkan.
Jika kamu menyentuh ikon Shop Now, Instagram akan mengarahkan kamu ke situs resmi produk. Di situs itulah kamu bisa melakukan transaksi.
Ikuti tren?
Sebelumnya, Pinterest juga sempat meluncurkan fitur serupa lewat
tombol Buy It di platformnya. Facebook dan Twitter juga telah mengetes
fitur seperti ini untuk media sosial mereka, seperti dikutip dari Wired. Namun, Twitter justru menghilangkan tombol tersebut dari platformnya.
Berbeda dengan Twitter, Instagram justru yakin fitur ini akan cocok
dengan pengguna mereka. Sebab, menurut Vishal Shah, Manajer Bisnis dan
Produk Iklan Instagram, pengguna bisa mencari dan membeli produk
baru lewat Instagram. “Kamu mungkin tak tahu apa yang sedang kamu cari
di Instagram. Tapi kamu terus-menerus mengonsumsi feed dari teman, keluarga, dan sebagainya.”
Saat ini Instagram bekerja sama dengan 20 merek Amerika Serikat untuk
mengetes fitur ini, di antaranya seperti Kate Spade, Warby Parker, dan
J.Crew, JackThreads, Levi’s Brand, Lulus, Macy’s, Michael Kors, MVMT
Watches
Semua tentang data
Disebutkan bahwa fitur ini tidak melibatkan sistem bagi-hasil dengan
para peritel. Instagram menyatakan, pihaknya lebih tertarik untuk
mengumpulkan data dari sistem yang mereka buat. Ini adalah kali pertama
Instagram meluncurkan tool ini di platformnya.
Meski fitur ini terlihat menjanjikan, Jason Goldberg, Vice President of Commerce dari perusahaan digital marketing Razorfish, sangsi fitur ini akan mendorong pembelian via Instagram. “Saya tak banyak berharap ini akan membawa pengaruh finansial yang besar,” jelasnya.
Walau begitu, Goldberg melihat hal ini sebagai langkah baik untuk Instagram dan para pengiklan. Sebab, fitur tag produk ini
bisa membantu Instagram mengumpulkan lebih banyak data tentang apa yang
orang suka dan tidak suka, apa yang mereka cari, dan bagaimana mereka
mencarinya.
Sebelumnya, Instagram juga menguji coba algoritme feed yang dibuat berdasarkan kebiasaan pengguna
Dengan kata lain, fitur ini bermanfaat untuk jangka panjang karena
memudahkan Instagram untuk memberikan iklan sesuai target. Cara ini
terbukti efektif seperti yang telah dilakukan Facebook. Saat ini
Facebook telah memiliki banyak data mengenai kebiasaan pengguna internet
dunia.
Berdasarkan penelitian eMarketer, Instagram bakal menyaingi
pendapatan iklan Twitter dari seluruh dunia pada 2017. Diperkirakan
pendapatan Instagram akan mencapai US$3,6 miliar (sekitar Rp47 triliun),
sementara Twitter hanya US$2,53 miliar (sekitar Rp33 triliun).
Jadi, rasanya penambahan fitur ini bukan soal kenyamanan penggunanya
semata. Harus diakui, fitur baru ini bakal jadi sumber pundi-pundi
pendapatan bagi media sosial ini.
sumber : techinasia.com
0 komentar:
Post a Comment