Beberapa tokoh dari venture capital (VC) belum lama ini hadir dalam Roadshow Wirausaha Muda Mandiri (WMM) Bali yang berlangsung di DiLo, Denpasar pada 17 Oktober 2016. Dalam acara yang mengangkat tema “Optimizing Tourism Potential through Technology” ini, para perwakilan VC tersebut membagikan trik jitu mengembangkan pariwisata dengan dukungan teknologi. Apa saja?
Fokus pada potensi dan produk utama
Aldi Adrian, perwakilan dari Fenox VC mengungkapkan bahwa potensi dan produk utama adalah dua hal yang harus diperhatikan dalam membuat bisnis apapun, termasuk sektor pariwisata.Ia menambahkan bahwa terdapat mispersepsi dalam penerapan bisnis pariwisata. Sebagai contoh, penjualan tiket yang dilakukan agen sering dianggap sebagai inti bisnis pariwisata. Padahal, penjualan tiket tersebut hanyalah pelengkap. Hal ini harus dipahami oleh pengelola agar dapat menarik pengunjung.
Senada dengan Aldi, Kenneth Li dari MDI Ventures mengatakan bahwa pengelola perlu menentukan produk utama lebih dulu sebelum memikirkan sektor penunjang. “Jika ingin membuat bisnis, tentukan lebih dulu produk utamanya. Setelah itu, kita bisa melihat niche market yang menarik dari produk utama tersebut.”
“Selain memperhatikan produk dan fokus dalam memulai bisnis pariwisata, menciptakan interaksi di media sosial menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan,” ungkap Dinie Yulia dari Mandiri Capital Indonesia. Pasalnya, tanggapan positif yang disebarkan melalui media sosial akan menarik wisatawan lainnya untuk datang. Dinie juga menambahkan, pebisnis harus melihat pariwisata dari sudut pandang pengunjung dengan memperhatikan kebutuhan pengunjung saat berlibur.
Sementara itu, Raditya Pramana selaku perwakilan dari Venturra Capital mengatakan bahwa industri pariwisata memiliki cakupan yang luas. Meski bisnis pariwisata terdengar menjanjikan, seorang pebisnis harus tetap cermat memilih sektor yang benar-benar potensial. Hal ini harus menjadi acuan, mengingat pasar pariwisata yang cukup besar sehingga menuntut pengelola untuk memahami fokus bisnis yang diinginkan.
Kenalkan teknologi ke penduduk lokal
Terkait penggunaan teknologi dalam mengembangkan industri pariwisata, Kenneth mengungkapkan bahwa teknologi menjadi tantangan untuk semua sektor industri. “Untuk bisa memperkenalkan teknologi, pengelola harus turun tangan secara langsung karena semua orang punya kefasihan personal teknologi yang berbeda,” ungkapnya.
Sementara itu, Radit mengatakan bahwa semua industri, kecil atau menengah, harus menggunakan teknologi. Salah satu contoh sederhana yaitu seperti penggunaan mobile point of sales (mPOS) yang menggantikan layanan kasir konvensional. Tentunya, penerapan teknologi ini perlu memperhatikan kebutuhan atau keinginan penduduk setempat serta teknologi apa yang bisa diterapkan.
“Cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan mendekati komunitas di daerah setempat. Jika penduduk tergolong tidak melek teknologi, hal yang bisa dilakukan yaitu membuat fitur sederhana terlebih dahulu yang nantinya bisa ditingkatkan lagi standar penggunaannya,” ungkap Radit.
Aplikasi tidak tepat sasaran
Lebih lanjut, terkadang aplikasi yang dibuat tidak tepat sasaran. Untuk menyiasatinya, Radit mengatakan bahwa opportunity cost menjadi salah satu cara yang harus diperhatikan. Opportunity cost adalah sejumlah biaya yang dikorbankan untuk mendapat menghasilkan barang atau layanan lain.“Mengubah kebiasaan seseorang atau komunitas merupakan tantangan yang besar, namun opportunity cost harus dipikirkan juga. Jika kamu telah mencobanya namun tetap tidak berhasil, janganlah emosi. Tapi mulailah berpikir bahwa mungkin ini bukanlah kesempatan yang tepat, atau memang ada yang lain yang perlu dikembangkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Aldi menyarankan untuk sejenak memikirkan penyebab produk tidak bisa berkembang. “Berdasarkan pengalaman, fully pivot tidak selalu direkomendasikan. Ada baiknya untuk melangkah ke belakang untuk mengetahui permasalahan.”
Lebih lanjut, Aldi mengatakan bahwa bisnis teknologi tidak hanya terpaku pada satu hal namun banyak hal yang bisa dilakukan. “Bisa saja masalah bukan pada produk, tapi pasarnya saja yang tidak pas,” pungkasnya.
sumber: techinasia
good....
ReplyDelete